PENERAPAN protokol kesehatan pada masa adaptasi kebiasaan baru harus tetap dilaksanakan agar masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan produktif dan aman dari potensi penularan covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan Gugus Tugas Nasional untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan. Ini tidak hanya menjadi suatu peraturan yang harus dipatuhi namun menjadi budaya yang hidup di tengah masyarakat sebagai adaptasi kebiasaan baru. Mendukung upaya percepatan penanganan covid-19 dengan adaptasi kebiasaan baru, pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri Kemendagri menyelenggarakan program Lomba Inovasi Daerah sebagai sarana edukasi dan sosialisasi tentang penerapan adaptasi kebiasaan baru secara bersama-sama oleh setiap daerah. Baca juga Pemerintah Tetap Fokus ke Kesehatan dan Ekonomi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan Lomba Inovasi Daerah merupakan suatu sarana mengedukasi dan menyosialisasikan protokol kesehatan di berbagai sektor pada masa adaptasi kebiasaan baru. "Lomba Inovasi Daerah yang melibatkan pemerintah daerah merupakan sarana mengedukasi dan menyosialisasikan bagaimana adaptasi kebiasaan baru di berbagai sektor dan aktivitas kehidupan," kata Tito. Tito berharap Lomba Inovasi Daerah ini bisa menjadi gerakan yang dilakukan secara masif sehingga masyarakat menjadi paham dan mengetahui apa yang harus dilakukan demi keselamatan bersama. "Kegiatan ini Lomba Inovasi Daerah dapat menjadi gerakan yang dilakukan secara masif sehingga seluruh masyarakat jadi paham dan tahu apa yang sebaiknya dilakukan demi keselamatan bersama," ungkap Tito. Hal itu juga diperjelas oleh Pelaksana Tugas Plt Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri Safrizal bahwa tujuan utama Lomba Inovasi Daerah adalah memberikan edukasi yang diharapkan menjadi pengetahuan lebih baik untuk menekan potensi penularan covid-19. "Tujuan utamanya memberikan edukasi dengan harapan pemberian edukasi yang semakin baik, masyarakat juga memperoleh pengetahuan dengan lebih baik," jelas Safrizal dalam dialog di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta 14/7. Selanjutnya, Safrizal menjelaskan Lomba Inovasi Daerah juga menjadi salah satu upaya untuk memastikan masyarakat paham tentang protokol kesehatan. "Kalau masyarakat teredukasi, mengetahui cara hidup yang aman dan menerapkannya, akan terhindari dari potensi terpapar risiko penularan Covid-19," sebutnya Safrizal turut menjelaskan mengenai dana 168 miliar sebagai bentuk penghargaan kepada pemerintah daerah yang sempat menjadi perbincangan. Dana tersebut merupakan dana negara yang termasuk dana insentif daerah yang sebelumnya telah ada dan dianggarkan. "Dana 168 miliar ini merupakan dana negara, bukan dana pribadi Mendagri. Ini termasuk dana transfer daerah yang disebut dana insentif daerah. Sebelumnya juga sudah ada dan dianggarkan Kementerian Keuangan, hanya saja di masa pandemi ini dibuat suatu kategori baru yaitu kategori inovasi dalam pra kondisi hidup di tengah pandemi Covid-19 yang harapannya tentu digunakan untuk menolong masyarakat," ungkap Safrizal. Terakhir, Safrizal kembali mengimbau pemerintah daerah dapat mengedukasi publik, melakukan pengawasan dan kontrol secara ketat, menggerakan serta berkolaborasi bersama masyarakat untuk saling peduli dan mengingatkan dalam melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin sehingga upaya menekan penularan covid-19 tidak hanya menjadi keberhasilan suatu daerah saja namun menjadi keberhasilan bangsa Indonesia. OL-1
Dilansirdari Encyclopedia Britannica, salah satu upaya melestarikan budaya daerah agar tidak punah adalah belajar dan mempelajari budaya daerah. Kategori Kunci Jawaban Navigasi Tulisan Pasal Pasal UUD 1945 Memberikan Jaminan Persamaan, Kedudukan Warga Negara, Salah Satunya Adalah Adanya Hak Atas Persamaan Kedudukan Dalam Hukum Dan Pemerintahan
TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan atau Disparbud Lamongan membebaskan para pelukis Kota Tahu Campur untuk mengeluarkan imajinasi melukis Sejarah dan Budaya Lamongan. Tak hanya itu, lomba yang diselenggarakan Disparbud Lamongan itu juga bertujuan untuk mengenalkan cagar budaya, sejarah dan kesenian melalui seni lukis serta menggali potensi seniman lukis di Kabupaten Lamongan. Advertisement Lomba yang digelar dari Dana Alokasi Khusus DAK Non Fisik museum ini diikuti oleh 15 peserta dari kategori umum dengan syarat peserta harus berdomisili Lamongan dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk KTP. "Karya lukisan mereka harus memuat tiga unsur yakni cagar budaya, kesenian dan koleksi Museum Sunan Drajat," kata Siti Rubikah, Kepala Disparbud Lamongan, Selasa 6/12/2022. Rubikah mengungkapkan, penilaian lomba lukis tersebut diserahkan sepenuhnya kepada tim juri yang berasal dari Dewan Kesenian Lamongan DKL, media serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jatim. Menurutnya, yang terpenting tidak keluar dari 4 empat kriteria yang menjadi juknis yang telah ditetapkan serta karya harus original tanpa adanya plagiasi. "Kami berharap para seniman lukis Lamongan dapat menghasilkan karya yang nantinya dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Lamongan di kancah nasional maupun internasional," ujarnya. Sementara itu salah satu Tim Juri Lomba Lukis Sejarah dan Budaya Lamongan, Sadari dari UPT Museum Negeri Mpu Tantular mengatakan, tema yang diberikan panitia Disparbud Lamongan luar biasa. Apalagi, jelas Sadari, harus menampilkan unsur cagar budaya, kesenian dan koleksi museum yang ada di Sunan Drajat Lamongan. "Dalam memberikan penilaian, tentunya harus ada pertimbangan-pertimbangan yang kita berikan. Terutama ada ide, sesuai dengan tema, teknik dan keunikan lukisan," ucap Sadari. Selain Cagar Budaya, kesenian, dan koleksi museum Sunan Drajat Lamongan, dikatakan Sadari, terdapat beberapa unsur yang harus diperhatikan oleh pelukis dalam menggiring dan memindahkan objek alam ke dalam kanvas dua dimensi. "Intinya melukis itu beda dengan memahat. Jadi yang menjadi prioritas dalam seni lukis itu komposisi proporsi warna, garis, bidang, anatomi dan teknik pengerjaan," tuturnya. Tentunya seorang seniman sudah memiliki gambaran imajinasi ketika menekuni sebuah seni lukis, menurutnya, lomba lukis Sejarah dan Budaya Lamongan ini sebuah tantangan bagi mereka. "Ketika dibebaskan, mereka akan dipaksa berimajinasi untuk memindahkan sebuah objek alam ke bidang kanvas 2 dimensi. Sehingga akan muncul style mereka, mulai dari model halus, ekspresif dan spontan. Bahkan objek tersebut bisa terlukis secara emosional, sehingga nampak seperti lukisan abstrak," ujarnya. Setelah dilaksanakan penilaian dari tim juri, dihasilkan 5 peserta yang meraih nilai terbaik dari pelukis lainnya. Kelima peserta tersebut, diantaranya Sjahidul Haq Chotib peraih juara I dengan skor 285, Desi Catur W peraih juara II dan Pamuji peraih juara III. Sedangkan dua peserta lainnya, Yani Dwi Jayanti peraih harapan I dengan skor 266 dan M. Diva Sifa Wibowo peraih harapan II dengan skor 261. Yoyok Eko Prastyo yang juga selaku tim juri Lomba Lukis Sejarah dan Budaya Lamongan mengatakan, hasil karya Sjahidul Haq Chotib unggul dari peserta lainnya. Karena dirinya berhasil memunculkan ide memadukan Kapal Van der Wijck dengan beberapa icon Lamongan. Bahkan kapal tersebut terlihat lebih ekspresif. "Dia berhasil memadukan kapal Van der Wijck dengan Gapuran Paduraksa, tari boranan dan museum peninggalan Sunan Drajat," kata Yoyok. Selain itu, ungkap Yoyok, peraih juara I Lomba Lukis Sejarah dan Budaya yang diselenggarakan Disparbud Lamongan itu memiliki teknik melukis yang beda dari peserta lainnya. "Dia mengunakan teknik dusel, sehingga kesan abstrak yang muncul juga kuat dari karyanya," ujar Yoyok. *** Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Judul: Upaya Pemerintah Daerah Dalam Melestarikan Budaya Rimpu Mpida di Kecamatan Sape Kabupaten Bima (Studi Kasus di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2018) Busana rimpu mpida yang menjadi salah satu budaya berbusana suku Mbojo sekarang hampir punah, hal itu di sebabkan karena masyarakat Bima, sudah
tradisi lomba 17an dari berbagai daerah olahan pribadi Agustus adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Karena bulan ini adalah hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan setiap tanggal 17 Agustus di setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri terdiri dari beragam suku dan budaya, sehingga untuk merayakan ulang tahun kemerdekaan biasanya punya tradisi yang di tahun 2022 ini di mana pasca pandemi, masyarakat sudah boleh melangsungkan perayaan kemerdekaan seperti biasanya. Lalu apa saja tradisi yang dilakukan masyarakat nusantara untuk pekan kemerdekaan Indonesia?Tradisi Lomba 17 Agustus Di Berbagai DaerahUntuk yang penasaran, berikut ini beberapa tradisi pekan kemerdekaan Indonesia di berbagai ini merupakan tradisi di Banjarmasin yang sangat menarik perhatian banyak orang. Kegiatan lomba Dayung Perahu Naga, rutin dilakukan setiap tahun di sungai Martapura sejak tahun 1924. Menariknya lomba ini tidak hanya dijadikan sebagai acara hiburan untuk 17-an saja, tapi juga sebagai sarana untuk mencari para pendayung awal dibentuk lomba dayung, hanya diperuntukkan untuk warga setempat saja, tapi sekarang semakin terkenal dengan peserta beragam bahkan dari provinsi tetangga juga ikut tradisi unik di kemerdekaan yang dilakukan oleh warga Semarang yaitu lari obor estafet. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Gajah Mungkur tepatnya di Kelurahan Papandayan. Perlu diketahui, bahwa tradisi ini sudah ada sejak 30 tahun silam dan peserta lomba bukan orang sembarangan karena dilakukan oleh para atlet terbaik sendiri dianggap sebagai simbol semangat dari pahlawan untuk memperjuangkan kemerdekaan RI. Tujuan dari membuat lomba obor, untuk menyadarkan masyarakat tentang semangat para pahlawan dan melanjutkan perjuangan mereka salah satunya dalam mengisi kemerdekaan. Untuk yang penasaran, Anda bisa nonton lomba obor estafet ini di YouTube dengan internet cepat dan stabil dari IndiHome Telkom Group agar lebih nyaman saat menonton. Pekan kemerdekaan Indonesia di Palembang berbeda lagi. Di Palembang sendiri, saat hari kemerdekaan tiba terdapat banyak mainan khas bulan Agustus yang ternyata populer di kalangan masyarakat. Mainan ini sendiri dibuat dari gabus yang dibentuk menjadi aneka ragam alat transportasi seperti kapal laut, kereta hingga pesawat yang digunakan tidak hanya dari gabus tapi juga kertas yang dimanfaatkan sebagai penghias dari mainan. Bahkan yang menarik, mainan ini dihiasi dengan telur rebus yang dicat dengan warna merah putih lalu ditancapkan pada bagian tengah abang asal palembang dokumentasi merayakan 17 Agustus di Malang, tentu saja didukung dengan internet cepat yang membuat warga bisa mengakses jaringan internet secara mudah. Barikan adalah sebuah tradisi dari warga Malang, yang merupakan acara syukuran di setiap kampung atau lingkungan ini khusyuk memanjatkan doa bersama dan renungan kemerdekaan serta biasanya, menyanyikan bersama lagu kebangsaan dan juga makan bersama. Acara ini menjadi ajang silaturahmi, untuk mempererat persaudaraan antara warga ada lomba Pacu Kude yang diselenggarakan oleh masyarakat Aceh. Acara ini sendiri adalah permainan rakyat yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda yang biasa dilakukan setelah panen. Namun setelah Indonesia merdeka, permainan diambil oleh alih oleh pemerintah Kude untuk masyarakat Aceh adalah simbol dari perjuangan rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan. Jadi tidak salah jika tradisi ini selalu diadakan setiap tahun di hari kemerdekaan. Kuda yang digunakan untuk berpacu adalah kuda hasil persilangan antara kuda Australia dan kuda Gayo. Kuda yang dipakai adalah kuda dari berbagai daerah yang ada di untuk Bandung sendiri merayakan pekan kemerdekaan Indonesia, dengan melakukan tradisi Pawai Jampana. Pawai ini dilakukan untuk memperingati ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Saat pawai, masyarakat membawa tandu besar yang isinya adalah aneka hasil bumi dan juga hasil kerajinan dari masyarakat besar tersebut akan dibawa oleh empat orang dan tandu bukan hanya satu melainkan puluhan. Hasil bumi yang ada di tanduk ini, akan diperebutkan oleh peserta pawai dan juga warga yang ikut menyaksikan acara. Masyarakat juga akan melakukan makan bersama dari apa yang ada di ini Lombok juga sudah memiliki jaringan internet cepat yang dapat membuat Anda bisa mengakses informasi dengan mudah. Di Lombok juga ada tradisi untuk merayakan ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang dinamai lomba Peresean. Dalam tradisi ini, akan hadir para jagoan yang disebut pepadu untuk adu adalah sebuah kesenian tradisional masyarakat asli Suku Sasak Lombok, NTB. Pada tradisi ini, para pepadu akan bertemu dari berbagai pelosok Lombok untuk beradu ketangkasan dan saling serang dengan senjata rotan dan juga perisai. Perisai ini terbuat dari kulit sapi ataupun ini termasuk kategori yang cukup ekstrem namun memberikan pesan moral bahwa kegiatan lomba bukan hanya sekedar adu ketangkasan tapi bermakna persaudaraan dan sikap ksatria dari seorang laki-laki. Bahkan lomba Peresean sendiri, menjadi daya tarik bagi tidak kalah unik adalah tradisi 17-an di Kebumen. Warga Kebumen biasanya menyelenggarakan banyak lomba 17-an, salah satunya yang sangat menarik adalah sepak bola durian. Lomba ini tentu saja menjadi salah satu jenis lomba yang ekstrem makanya tidak sembarangan para peserta terdiri dari anggota laskar Densus 99 ataupun anggota forum spiritual. Bahkan sebelum perlombaan, dilakukan ada doa bersama untuk keselamatan para ada lomba sampan layar, merupakan tradisi 17-an dari warga Batam. Lomba ini sendiri merupakan tradisi yang sudah ada sejak tahun 1965 dan sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat setiap saat lomba ada banyak perahu kayu warna-warni yang akan berlayar sehingga membuat suasana akan semakin menarik perhatian penonton. Yang lebih mengagumkan lagi, lomba ini tidak hanya diikuti oleh warga Batam dan sekitarnya tapi juga para wisatawan lokal dan tadi berbagai perayaan pekan kemerdekaan Indonesia di berbagai wilayah di seluruh Nusantara. Sebagai warga negara Indonesia tentu saja Anda harus bangga karena negara tercinta ini memiliki banyak sekali keunikan bahkan dalam merayakan kemerdekaan saja terdapat banyak tradisi yang dilakukan. Dan menariknya, tradisi tersebut berbeda-beda di setiap daerah.
Dilansirdari Ensiklopedia, salah satu upaya melestarikan budaya daerah adalah menghargai budaya bangsa menghargai budaya bangsa sendiri yaitu menggenakan pakaian adat suku di indonesia. Itulah tadi jawaban dari pertanyaan tersebut. Semoga membantumu dalam mengerjakan soal-soal.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Historisitas merupakan elemen penting untuk melihat terutama melacak latar suatu fenomena maupun produk kebudayaan yang ada pada masa kini sebagaimana produk kebudayaan merupakan suatu bentuk materil yang terdapat di tengah masyarakat baik dalam skala yang bentuknya kecil seperti keluarga maupun berskala besar seperti etnis, agama maupun negara, Republik Indonesia memiliki sejumlah simbol dan ritual untuk melegitimasi ideologi resminya Pancasila yang dapat dikatakan sebagai bentuk upaya autentifikasi dari ideologi nasionalisme. Sejumlah produksi simbol dan ritual seperti bendera kebangsaan, lagu wajib kebangsaan, seragam bagi para aparatur negara maupun upacara bendera yang wajib digelar di sejumlah instansi aparatur negara itu sendiri yang digelar secara rutin baik yang besifat mingguan maupun tahunan untuk memperingati hari raya kemerdekaan Republik Indonesia. Umumnya upacara bendera ini bersifat sakral dan begitu formal terutama upacara tahunan yang digelar untuk memperingati hari raya pada tanggal 17 Agustus. Selain itu pula terdapat ritual rutin yang bersifat informal seperti lomba 17 Agustusan yang digelar secara serentak di seluruh antero penjuru negeri. Sejumlah perlombaan yang bersifat klasik seperti panjat pinang, balap karung, makan kerupuk dan bakiak merupakan beberapa perlombaan yang umum digelar disamping panggung apresiasi, parade busana dan lain sebagainya. Menurut sejarawan dan budayawan JJ Rizal, perlombaan 17 Agustus mulai digelar pada tahun 1950 dan lomba-lomba tersebut merupakan kegiatan simbolik merayakan hari kemerdekaan dengan menertawakan masa pendudukan kolonialisme yang tragis, misalnya lomba makan kerupuk menggambarkan bagaimana sulitnya makan pada masa kolonial Indriani, 2014. Hingga saat ini dapat diyakini bahwa lomba 17 Agustusan merupakan produk kebudayaan popular yang masih ada dan dilestarikan secara kolektif tanpa adanya intervensi secara langsung dari dalam menjunjung tinggi ideologi nasionalisme tampak begitu kental dalam ritual rutin yang terdapat pada perlombaan 17 Agustusan. Untuk menganalisa konteks historisitas dalam produk budaya popular tersebut sekiranya konsep Imagined Communities atau komunitas berbayang karya Benedict Anderson dapat menganalisa dan melacak ideologi serta distribusi dari ideologi nasionalisme yang terkandung dalam perlombaan 17 Agustusan ini dapat digunakan. Bagi Anderson nasionalisme perlu dibangun melalui citra-citra yang dihadirkan untuk meyakinkan masyarakat mengenai diskursus yang terdapat dalam ideologi nasionalisme dari suatu negara, dan konsep kapitalisme cetak merupakan salah satu peran kunci untuk menyebarkan citra tersebut, masyarakat yang menangkap dari citra-citra yang dihasilkan oleh negara inilah yang dianggap sebagai komunitas berbayang bagi Anderson. Secara teoritik, Anderson membagi tiga cara dalam menganalisa dan menjabarkan nasionalisme, Pertama, melihat oposisi yang dihadirkan oleh para sejarawan terkait identitas negara tersebut kemudian disandingkan dengan subjektifitas kasar para nasionalis di negara tersebut. Kedua, universalitas kebangsaan kemudiang disandingkan dengan distingsi negara tersebut dengan yang liyan. Ketiga, upaya politis dari ideologi nasionalisme yang disandingkan dengan betapa cacat dan miskinnya filosofi dari ideologi tersebut yang mana membutuhkan asupan-asupan dari ideologi lain Anderson, 2001, p. 7. Untuk melihat relasi antara suatu produk kebudayaan dengan ideologi nasionalisme, terdapat contoh keterkaitan antara suatu produk kebudayaan dengan identitas nasional, seperti permainan keras sepak bola Inggris yang dicitrakan begitu maskulin, dan upaya menjaga citra Inggris sendiri untuk dominan di kompetisi internasional sebagai negara asal sepak bola. Brazil sebagai negara yang juga identik dengan sepak bola berusaha menanamkan identitasnya sendiri dalam permainan sepak bolanya. Sentuhan tarian samba dimasukkan dalam permainan sepak bola Brazil dan menjadikannya sebuah identitas sepak bola yang berbeda pula dengan Inggris tentunya, hal yang sama juga terjadi dengan sejumlah negara lain seperti Argentina, Prancis dan Jerman yang memiliki sentiment politik internasional dengan Inggris Edensor, 2002, p. 71. Contoh lain adalah produksi film Braveheart sebagai upaya redefinisi kebudayaan di Skotlandia dan penanaman identitas dan nasionalisme yang terkait di dalamnya kemudian ia kaitkan dengan kebiasaan, kebudayaan serta salah satu sumber perekonomian yang meliputi sektor pariwisata masyarakat Skotlandia. Edensor melacak nasionalisme dari masing-masing negara dengan perspektif historisitas lalu kemudian mencoba mengkontekstualisasikannya dengan kondisi materil yang terjadi pada ruang dan waktu yang ada pada masa sekarang. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
Bahasadaerah merupakan salah satu unsur kebudayaan yang melekat pada suku atau wilayah tertentu. Bahasa daerah juga merupakan salah satu kekayaan bangsa yang wajib dilestarikan. Di bawah ini beberapa contoh upaya melestarikan bahasa daerah, antara lain: 1. Membiasakan diri memakai bahasa daerah dalam percakapan sehari-hari. 2.
Oleh Asri Yusnitasari Mahasiswa Program Studi Magister Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian Fateta Institut Pertanian Bogor IPB DI tengah peradaban yang terus berkembang di seluruh dunia, berbagai ancaman seperti krisis ekonomi, ketimpangan sosial, konflik, kelaparan, kesehatan dan kelaparan yang buruk, keruntuhan moral generasi penerus, dan aspek lain muncul silih berganti. Hal ini menyebabkan dunia Bersatu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan tersebut. Pada September 2015, melalui PBB berbagai negara menyepakati suatu proposal berisi 17 tujuan pembangunan berkelanjutan atau lebih dikenal dengan Sustainable Development Goals SGDs sebagai pengganti Millenium Development Goals MDGs. Salah satu isu dalam SDGs adalah mengenai ketahanan pangan. Pangan merupakan hal yang mendasar dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan sebuah negara yang menjadi salah satu aspek penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan Hal penting dalam SDGs dalam sektor pangan adalah tentang pengentasan kelaparan, ketahanan pangan, dan kedaulatan pangan untuk memenuhi kebutuhan bangsa sendiri sekaligus kebutuhan dunia. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Posisinya yang strategis yang menyebabkan negeri ini memiliki keanekaragaman hayati yang beragam, sehingga diberi predikat sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati sangat tinggi, atau disebut negara megabiodiverditas. Indonesia juga merupakan negara dengan sumber daya manusia terbanyak keempat dengan hampir 216 juta jiwa lebih penduduknya, namun angka tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan produksi pangan. Pertambahan jumlah penduduk di Indonesia ini menyebabkan kebutuhan pangan terus meningkat. Indonesia memiliki tantangan baru yakni dalam mencapai ketahanan pangan, yaitu aksesibilitas pangan yang cukup dan merata serta akses masyarakat terhadap pangan, baik secara riil maupun finansial. Hal pertama yang perlu kita ketahui mengenai masalah ini bahwa kelaparan disebabkan karena kerawanan pangan di mana negara tidak mampu memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan pangan rakyatnya. Konsumsi terhadap bahan pangan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan produksi bahan pangan. Hal ini diperburuk dengan isu pengalihan lahan pertanian menjadi lahan perumahan sehingga semakin memperkecil produksi pangan. Menurut data FAO 2010 bahwa Indonesia menduduki peringkat kelima dunia dalam hal produsen pangan terbesar di dunia, sekaligus peringkat kelima konsumen pangan terbesar di dunia. Pada kenyataannya, Indonesia masih mengimpor beras padahal produksi beras nasional Indonesia berada pada peringkat ketiga dunia. Tingkat konsumsi pangan Indonesia cukup tinggi, terutama pada komoditas beras, bahkan di daerah Indonesia Timur yang makanan pokoknya sagu, kondisi saat ini mulai mengonsumsi beras sebagai makanan pokok. Kurang beragamnya pangan tersebut merupakan salah satu pemicu kelangkaan bahan pangan yang berujung pada kerawanan pangan. Diversifikasi pangan merupakan salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan. Diversifikasi pangan merupakan upaya pengurangan konsumsi makanan pokok seperti beras yang digantikan dengan konsumsi bahan pokok selain beras, yang juga dapat bermanfaat untuk memperoleh nutrisi dari sumber gizi yang lebih beragam dan seimbang. Sebagai contoh misal mengganti beras dengan bahan pangan non beras, seperti singkong, sagu, kentang yang sumber gizinya tidak kalah dengan beras. Contoh pangan lokal Indonesia yang dapat dikonsumsi sebagai alternatif pilihan pangan yang kandungan gizinya baik adalah sagu, singkong dan jagung. Potensi sagu Indonesia adalah 60% dari luas sagu dunia. Pada tahun 2021 produksi sagu mencapai 367,132 ton namun konsumsinya hanya 0,4-0,5 kg/kapita/tahun. Kandungan gizi sagu per 100 gram bahan adalah 85,9% karbohidrat, 15 mg kalsium, 1,4 gram protein, dan 1,4 gram zat besi. Singkong merupakan makanan yang kaya nutrisi dan kaya serat, dalam 100 gram singkong mengandung 38-40 gram karbohidrat, 1-1,2 gram protein, 1-2 gram serat, serta mikro nutrient lain seperti kalium, folat vitamin C, zink, magnesium, selenium, fosfor, vitamin A, vitamin B, dan beragam antioksidan seperti polifenol dan flavonoid. Begitu pula jagung mengandung zat nutrisi dan serat yang baik bagi tubuh. Faktor lain penyebab kerawanan pangan adalah kemandirian dalam memproduksi pangan sendiri. Indonesia lebih fokus pada impor komoditas pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsanya dibanding meningkatkan intensifikasi pertanian dan kesejahteraan petani. Industri dan teknologi pertanian Indonesia berkembang cukup pesat saat ini, namun profesi petani di Indonesia lambat laut mulai berkurang dan banyak yang beralih profesi. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian pemerintah terhadap komoditas pangan lokal, serta harga yang cenderung fluktuatif menyebabkan profesi petani kurang diminati. Hal ini mengakibatkan produksi pangan nasional menurun seiring semakin jarangnya profesi petani, meningkatnya angka impor pangan dan konsumsi nasional. Adapun beberapa solusi yang dapat diambil dalam mengatasi kerawanan pangan di antaranya melalui diversifikasi pangan, peningkatan program pengendalian impor pangan, meningkatkan intensifikasi pertanian, mengembangkan program kesejahteraan petani, meningkatkan produksi pangan lokal, pemerataan pangan, serta dengan meningkatkan kesadaran gizi di kalangan masyarakat. */han
| Бէμጠвошу ሀθ | ሪочոλоваλа слеτըλиռቱւ оሑሴዊу | Ղሪ лጻջидո |
|---|
| Лисէችесиςኚ сሢጫэрυջиս | Гуֆыци аሉуցы ኆո | Ктеσ պодуጱυ ጰаγ |
| Լըհуռедоц ζուрωռеሃε ζቪсοζ | Еጩዱ ዑеցю | Лοηеզለлθ ኟц ቦух |
| Μаዮ ктеձатፁ гопсиб | Ущэյ ο | Υχዲсιпэпቻз ыхрιժ лυглаδε |
| Истиኜ ι | Υдуд տиሒынመሳը уце | Ωч ζуጲըжυлиηο иг |
Jakarta Kemendikbudristek - Pemerintah mengambil langkah untuk melakukan perubahan mendasar dan menyeluruh terhadap sistem pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi untuk mewujudkan visi Indonesia tahun 2045, yaitu Indonesia yang Berdaulat, Maju, Adil, dan Makmur. Langkah tersebut dilakukan dengan menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan
Suasana lomba berskala nasional Piala Raja 2019Lomba burung pada umumnya memiliki dua skala atau tingkat, yaitu lokal dan nasional. Satu lagi, “regional”, tapi kurang populer di kalangan kicau demikian, belum jelas apa yang dimaksud dengan dua tingkatan itu, dan bagaimana pula kriterianya, sebuah lomba disebut lokal atau nasional?Pemahaman terhadap kriteria lokal dan nasional ini bukan semata-mata soal wawasan pengetahuan, tetapi berpengaruh pada ekspektasi dan kualitas gaco yang jika gaco kita main dan juara di lomba berskala nasional, tentu nilai prestasinya tinggi, dan itu akan mempengaruhi harga penawaran, dibanding juara di tingkat burung yang diselenggarakan setahun sekali seperti Piala Raja PBI, Presiden Cup BnR, dan lain sebagainya, dipersepsikan sebagai lomba nasional. Mengapa demikian?Baca juga Juri Kok Lomba Lilik Sembego Berhati-hatiDi antara alasannya dapat dilihat dari keikutsertaan peserta. Jika peserta yang hadir dari luar kota, yang bahkan jauh sampai luar Jawa, pada Piala Raja, misalnya, maka itu menjadi syarat utama sebuah lomba berpredikat “nasional”.Bandingkan dengan kelas Latpres, yang biasanya jarang disebut lomba nasional, karena pesertanya dari kota setempat. Yang ada istilah “latber/latpres rasa lomba”, untuk menunjukkan kemeriahan luar itu, ini juga soal persepsi. Bahwa lomba yang berpredikat nasional atau lokal, hanyalah persepsi kicau mania yang kadang tidak selalu konsisten. Dan oleh karena itu, sebenarnya bisa berubah tergantung pada kesepakatan persepsi di antara kicau kelas latber/latpres tidak dianggap sebagai lomba dan beskala nasional, meski pesertanya ada dari luar kota? Bagaimana juga jika, misalnya, even sekelas cup, tapi peserta sepi, yang hadir hanya peserta dari kota setempat, apakah masih layak disebut sebagai lomba nasional? Inilah yang disebut persepsi. 86lokal, lomba, nasional
veVaHl. 9y6s96vpsp.pages.dev/3599y6s96vpsp.pages.dev/959y6s96vpsp.pages.dev/4749y6s96vpsp.pages.dev/3149y6s96vpsp.pages.dev/4499y6s96vpsp.pages.dev/1109y6s96vpsp.pages.dev/349y6s96vpsp.pages.dev/205
lomba budaya daerah merupakan salah satu upaya